PURWAKARTA | Masyarakat Desa Benteng Kec.Campaka, Kab. Purwakarta dikhawatirkan dengan kinerja profesional sang kepala Desa. Bernama lengkap Tuti Herlani Aulia kepala desa terpilih yang pada Pemilihan Kepala Desa ( Pilkades ) 2021 mengalahkan incumbet, dinilai sulit ditemui dan bahkan terkesan tidak banyak berbuat untuk Desa Benteng.
Jarang berkantor, jarang terlihat bersapa dengan warga. Kepala Desa Benteng juga diketahui jarang berada di wilayah lingkungan Desa Benteng.
“Bu kades ( Tuti ) jarang keliatan dilingkungan , usai bercerai dengan suaminya. Parahnya lagi, bahkan usai dilantik sejak dua tahun silam. Bu kades tidak tampak kiprahnya memimpin warga desa benteng secara langsung, jangankan memperhatikan sosial, ekonomi rakyatnya, menyapa pun hampir tidak pernah,” ungkap salah satu warga yang berhasil diwawancara sembari meminta namanya tidak di ekspose.
Selain itu kata sejumlah warga, Bu Tuti sejak dilantik sebagai kepala Desa jarang memimpin rapat di desa, rapat mingguan pun jarang hadir dan kerap memerintahkan sekertaris desa untuk memimpin rapat.
” Jarang ada di desa, sulit ditemui, jarang pimpin rapat dengan staf dan sesepuh desa. Ditambah lagi , Bu kades terdengar jarang melakukan rapat koordinasi dengan warga, dengan tokoh membahas tentang visi kerja di desa,” lanjutnya.
Ditambah lagi jarangnya Tuti sebagai kepala desa Benteng memberikan penerangan kepada masyarakat, soal rencana pembangunan desa yang bersumber dari dana desa.
” Masyarakat sekarang ini sudah cerdas, besarnya dana desa ( DD ) yang turun dari pemerintah ke desa tersosialisasikan secara umum oleh pemerintah pusat. Tetapi kenapa saat pelaksanaannya, khususnya di desa Benteng jarang sekali diketahui kemana , bagaimana , apa saja dana desa dibelanjakan,” cetusnya lagi.
Bukan bermaksud untuk mengoreksi kesalahan sang kepala desa, namun niatan sejumlah warga yang ditemui awak media mengaku khawatir dengan kondisi desa yang seakan akan tidak memiliki pemimpin dengan sulitnya ditemuinya sang kepala desa.
Secara tegas, masyarakat desa benteng berharap Tuti sang kepala desa meminta melakukan transfaransi pengelolaan dana desa dan dana Bumdes ( badan usaha milik desa ). Yang kata warga, dana yang masuk dan dikelola oleh desa Benteng nilanya sampai miliaran rupiah setiap tahunnya.
Belakangan diketahui sulit ditemuinya sang kepala desa di ruang kerjanya, terjadi usai berpisah dengan suaminya. Didapat informasi dari warga , perceraian kepala desa terjadi usai satu tahun dilantik sebagai kepala desa. Tuti dan sang buah hati hasil pernikahannya dengan Deni seorang pegawai salah satu perusahaan BUMN di Karawang, diketahui tidak lagi menempati rumah nya yang beralamat di RT 08 RW 03.
” Rumah yang dulu ditempati Bu kades dan Pa Deni sekarang kondisinya memprihatinkan. Banyak coretan ditembok, kumuh, bahkan rusak disana sini. Bahkan didapat kabar jika rumah kepala desa kini sudah berpindah tangan akibat berhutang uang untuk modal pemenangan Pilkades lalu, dan kabarnya rumah tersebut disita oleh seseorang pengusaha karena sang kepala desa belum mengembalikan uang tersebut kepada pengusaha tersebut,” lanjutnya.
Namun, untuk kondisi rumah tangga sang kepala desa warga mengaku hanya bisa prihatin karena hal itu masuk dalam ranah privasi.
” Tuntutan kami, Bu Tuti menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala desa secara profesional. Tunjukan jika memang bekerja dengan baik, diantaranya menjelaskan kepada masyarakat soal pengelolaan dana desa dan dana Bumdes sejak dirinya dilantik hingga 2024 ini,” pungkasnya. (Hd)