Berita  

AHY Tinjau PLTS Terapung Cirata: Langkah Nyata Menuju Energi Bersih

PINTUJABAR.COM || Kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata. Sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di dunia.

Proyek ini menjadi simbol transformasi Indonesia menuju energi hijau yang terletak di Waduk Cirata yang mencakup Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, keberadaan PLTS ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan.

PLTS Terapung Cirata: Sumber Energi Berkelanjutan

PLTS Terapung Cirata berdiri di atas lahan seluas 200 hektare dan dilengkapi lebih dari 340.000 panel surya. Pembangkit ini mampu menghasilkan listrik hingga 145 megawatt (MWac) atau 192 megawatt-peak (MWp), dengan total produksi energi mencapai 245 juta kilowatt-jam (kWh) per tahun. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik lebih dari 50.000 rumah.

Baca juga :  Kepala Desa dari 17 DPK APDESI Berikan Bantuan Bencana Longsor di Desa Panyindangan

Lebih dari sekadar memasok listrik, proyek ini juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Dengan memanfaatkan tenaga surya, PLTS ini mampu mengurangi emisi karbon lebih dari 200.000 ton per tahun, setara dengan menanam lebih dari 10 juta pohon. Langkah ini menegaskan bahwa energi terbarukan merupakan kunci masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat

Dalam kunjungannya, AHY menegaskan pentingnya percepatan energi terbarukan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang ramah lingkungan.

“PLTS Terapung Cirata bukan hanya sekadar proyek kelistrikan, tetapi juga investasi bagi masa depan bangsa. Dengan memanfaatkan energi bersih, kita dapat melindungi lingkungan sekaligus memastikan ketersediaan listrik yang stabil dan terjangkau bagi masyarakat,” ujar AHY.

Baca juga :  Jelang Pilkades PAW Di Purwakarta, Kapolsek Plered Silaturahmi Ke Ulama

Selain manfaat lingkungan, proyek ini juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Lebih dari 1.400 lapangan pekerjaan tercipta dalam pembangunan PLTS ini, memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk mengembangkan keterampilan di bidang energi terbarukan. Hal ini menjadi langkah penting dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi era transisi energi yang semakin berkembang.

Dari sisi investasi, proyek ini juga membawa angin segar bagi perekonomian nasional. Dengan nilai investasi sebesar Rp1,7 triliun, hasil kerja sama antara PLN Nusantara Power dan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar, proyek ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin dipercaya sebagai tujuan investasi sektor energi hijau.

Menuju Masa Depan Energi Bersih Indonesia

PLTS Terapung Cirata dijadwalkan beroperasi penuh pada akhir Oktober 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Listrik Nasional. Dengan dioperasikannya pembangkit ini, masyarakat Indonesia akan semakin mudah mengakses listrik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca juga :  Penuh Kehangatan dan Keharuan Pisah Sambut Kepala Kelurahan Sindangkasih 

AHY berharap proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan.

“Indonesia memiliki potensi energi surya yang sangat besar. Keberhasilan PLTS Terapung Cirata harus menjadi contoh bahwa kita bisa memanfaatkan sumber daya alam secara optimal tanpa merusak lingkungan,” tambahnya.

Dengan proyek ini, Indonesia semakin menunjukkan kesiapannya dalam menghadapi tantangan energi global dengan solusi yang lebih hijau, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan dukungan masyarakat serta investasi yang terus berkembang, transisi menuju Indonesia bebas emisi karbon bukan lagi sekadar visi, tetapi realitas yang sedang diwujudkan bersama. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *