Berita  

Separuh Tahun dalam Derita, Korban Kebakaran Pasar Jumaah Purwakarta bersepakat melakukan ini

PINTUJABAR.COM || PURWAKARTA – Tuhan telah mendelegasikan ummat manusia sebagai pengelola bumi. Para pemimpin yang notabene sebagai pelayan ummat pun telah diambil sumpah dihadapan Tuhan di bawah kitab suci ketika momentum pelantikan, dari mulai Presiden, Gubernur, Bupati / Walikota, para Wakil Rakyat serta jabatan publik lainnya untuk berkomitmen mengurusi semua persoalan ummat dengan baik. Tentu ada resiko ketika sumpah dan janji suci itu dilanggar, tidak hanya di dunia tapi juga di kehidupan akhirat, di antaranya ketika menjalani proses “Hisab” bagi yang muslim.

Di Purwakarta telah terjadi peristiwa kebakaran sekitar 6 bulan lalu yang melalap bangunan pusat perniagaan, Pasar Jumaah, yang tergolong legendaris dan menjadi “ikon” perekonomian di pusat kota Purwakarta. Para pedagang pun dibuat bangkrut karena seluruh modalnya dalam bentuk dagangan habis terbakar.

Separuh tahun berlalu, serangkaian upaya para pedagang telah dilakukan guna mendapatkan perhatian pemerintah akan nasib mereka, baik bersurat ke Pemda untuk beraudiensi dengan bupati maupun mengadakan audiensi dengan para wakil rakyat di gedung DPRD Kab. Purwakarta.

Kondisi keterlambatan penanganan para korban kebakaran ini sempat menimbulkan rasa frustasi dan saling kecewa di internal para pedagang, keputusan untuk melakukan unjuk rasa secara massif pun menjadi opsi terakhir.

Baca juga :  PERWAPA Dukung Calon Bupati yang Memiliki Komitmen Kuat untuk Pertahankan lokasi Asli Pasar Rebo

Namun, demi kondusifitas kota Purwakarta yang telah dibangun oleh para perintis dan para syuhada dengan segenap do’a serta cucuran darah serta air mata, para perwakilan pedagang didampingi BELA PURWAKARTA, sebuah wadah silaturahmi lintas sektoral dan lintas elemen masyarakat, kembali mengambil langkah persuasif untuk melanjutkan upaya secara diplomatis ke Pemda Purwakarta.

Bupati Purwakarta berhalangan tidak ada di lokasi, diinformasikan sedang dalam masa pemulihan setelah mendapat perawatan kesehatan.

Dialog pun digelar diwakili Asda 2 bidang Perekonomian dan Pembangunan, Agung Darwis Suriaatmaja, didampingi Asda 1 bidang Pemerintahan, Hukum dan Kesejahteraan Rakyat, Rahmat Heriansyah.

Iwan Sopwan Arif, Ketua Perwapa, menegaskan : ” Kami tetap melaksanakan perjuangan secara diplomatis demi nama baik Purwakarta dan menjaga Wibawa Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Namun jika tetap tidak ada tanggapan, apa boleh buat, Kami tidak punya pilihan lain “.

Sesepuh para pedagang, Haji Entang Sobur, menambahkan : ” Akibat dampak terlalu lamanya penanganan pasca kebakaran, Kami semua berada dalam penderitaan yang berkepanjangan, ada yang tak lagi mampu membayar cicilan bank, ada pedagang yang hingga saat ini tidak mau keluar rumah saking mengalami depresi. Masih beruntung di antara Kami belum ada yang nekad melakukan aksi Bunuh Diri akibat menanggung kesengsaraan ini yang tentunya akan menambah tanggungan dosa para pemimpin, kelak di akhirat.
Kami hanya butuh empati berupa “kadeudeuh” agar bisa kembali bangkit merintis usaha demi menghidupi keluarga dan melanjutkan kehidupan “.

Baca juga :  Warga Panorama Senam Bersama Calon Bupati Purwakarta No urut 1 Saipul Bahri Binzein

Sementara, Founder Bela Purwakarta, Aa Komara menegaskan :
” Baru saja bangsa ini mengalami Huru Hara di tingkat nasional dan merembet ke daerah yang nyaris memporakporandakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rakyat saat ini sedang “Sensitif” dan mudah “Marah”, tak hanya unjuk rasa, kekerasan pun terjadi di mana mana, aksi penjarahan terhadap properti pribadi pejabat publik seolah kini menjadi pemandangan yang dimaklumi. Fenomena munculnya gerakan “One Piece”, “Indonesia Gelap”, serta simbol simbol perlawanan lainnya merupakan akumulasi rasa kecewa terhadap minimnya “Rasa Empati” dan lambannya performa para penyelenggara negara dalam merespon “Aspirasi”.
Seyogyanya setiap peristiwa huru hara yang menguras “energi nasional” ini menjadi pelajaran yang sangat berharga. Untuk itu, Kami harap untuk persoalan nasib korban kebakaran di Pasar Jumaah Purwakarta ini segera mendapatkan solusi yang paling bijak sebelum memicu gelombang sosial yang dapat merugikan marwah kota Purwakarta yang Kita Cintai bersama “.

Baca juga :  BAZNAS Purwakarta Rayakan HUT ke-24: Membangun Kesejahteraan Lewat Cahaya Zakat

Di akhir pertemuan, perwakilan pedagang menitip amanat kepada kedua pejabat Pemkab Purwakarta tersebut agar dalam pertemuan selanjutnya dapat diterima oleh Bupati Purwakarta dan mendapatkan keputusan final terkait nasib mereka.

Dihubungi terpisah, pihak DPRD Kabupaten Purwakarta sekaligus mewakili Badan Anggaran / Banggar DPRD, Said Ali Azmi dan Dedi Juhari, sebagai Mitra Pemkab Purwakarta, menuturkan :
” Terkait solusi untuk memberikan “kadeudeuh” untuk para pedagang korban kebakaran ini, menurut hemat Kami dapat dialokasikan melalui dana Hibah yang teranggarkan di APBD. Kami pun di DPRD menginginkan persoalan ini lekas selesai dan para pedagang bisa melanjutkan aktivitas perekonomian demi dapat menghidupi keluarganya. Semoga segala sesuatunya berjalan lancar, Aamiin “. pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *