PURWAKARTA || Neng Yeni Suminar (28), seorang ibu muda dari Purwakarta, saat ini menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit. Dengan keadaan finansial yang sangat terbatas dan menderita penyakit yang menyebabkan tangan kanannya membengkak.
Neng Yeni bersama enam anaknya terpaksa tinggal di rumah bocor milik orang tuanya di wilayah Purnawarman Barat,Kelurahan Sindang Kasih, Purwakarta. Rumah tersebut sangat tidak layak huni, apalagi dengan enam anak kecil, termasuk seorang bayi.
Keadaan semakin sulit ketika anak sulung Neng Yeni, Zidan, yang berusia 13 tahun dan merupakan siswa SMP Negeri 6, terpaksa tidak dapat bersekolah selama dua minggu terakhir.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan membayar ongkos pulang-pergi sekolah. Zidan memilih untuk membantu ibunya di rumah daripada melanjutkan pendidikannya, sebuah keputusan yang sangat menyedihkan bagi keluarga tersebut.
Dalam wawancara di rumah orang tuanya,Neng Yeni mengungkapkan kesulitan yang mereka alami. Sementara itu, ayah Neng Yeni, Ujang (70), berprofesi sebagai pengumpul rongsokan untuk mencari nafkah, sedangkan ibunya, Yati Nuryati (65), bekerja sebagai pedagang di kantin Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Purwakarta, tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Yati membenarkan bahwa anaknya sedang sakit dan harus tinggal bersamanya karena suaminya, Cahyana (29), juga dalam kondisi sakit dan sedang menjalani operasi di RSUD Bayu Asih Purwakarta.
Yati menjelaskan, alasan utama mereka harus tinggal bersama adalah kebutuhan mendesak untuk merawat bayi dan membantu Neng Yeni. Setiap hari, Yati memandikan cucunya karena Neng Yeni tidak mampu melakukannya sendiri.
Ia juga mengungkapkan betapa sulitnya memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan dari jualan nasi dan ikan di kantin yang kini sepi, di tengah kondisi rumah yang bocor jika hujan turun.
Keluarga Neng Yeni sebelumnya tinggal di rumah kontrakan di Kampung Cipicung, RT 002 RW 007, Kelurahan Tegalmunjul, Kecamatan Purwakarta. Sebelum sakit, Cahyana bekerja sebagai tukang parkir di wilayah Munjul, namun kini kondisinya membuat mereka bergantung pada bantuan dari orang tua Neng Yeni.
Kondisi serupa sering ditemukan di Purwakarta, di mana masih banyak warga yang mengalami kesulitan hidup. Kurangnya pemantauan dan pembaruan data oleh petugas terkait menyebabkan banyak warga yang membutuhkan bantuan tidak mendapatkan perhatian yang memadai. Banyak RT dan RW juga tidak sepenuhnya mengetahui kondisi terkini warganya, akibat kesibukan dan berbagai alasan lainnya.
Kurangnya kepedulian nyata antar tetangga dan pengawasan pemerintah menjadi masalah yang mengkhawatirkan di era digital saat ini. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran lebih tinggi untuk berbagi dan peduli, agar kesejahteraan lebih merata. Berbagi pengetahuan, rezeki, dan informasi positif di tingkat keluarga dan lingkungan terdekat merupakan langkah awal yang penting.
Kesejahteraan yang merata tidak hanya meminimalisir kesenjangan sosial tetapi juga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan bersama. Semua pihak harus berupaya keras untuk meningkatkan kualitas hidup melalui solidaritas dan kepedulian, demi menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan. (Td)